Skip to main content
PREVENT DENGUE INFECTION

ASEAN Dengue Day / Hari Demam Berdarah ASEAN: Negara di Kawasan ASEAN Bersatu dalam Perang Melawan Demam Berdarah

PREVENT DENGUE INFECTION

Halo Moms dan Dads! Tahukah kamu bahwa tanggal 15 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Demam Berdarah Dunia ASEAN? Sejak tahun 2011, negara-negara di kawasan ASEAN telah bersatu untuk meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan kolektif untuk memerangi demam berdarah. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk memperkuat upaya bersama dalam memerangi penyakit yang merupakan tantangan kesehatan utama di wilayah tersebut.1

 

Mengapa Hari Demam Berdarah ASEAN begitu penting? Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.2

 

Penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Demam berdarah merupakan masalah kesehatan yang serius di kawasan ASEAN karena iklim tropis cocok untuk nyamuk penyebar virus. Hari Demam Berdarah ASEAN  diperingati setiap tahun untuk: 

 

  1. Meningkatkan kesadaran: Menginformasikan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit demam berdarah dan cara pencegahannya.
  2. Mendorong tindakan kolektif: Mendorong pemerintah, lembaga kesehatan dan masyarakat untuk bekerja sama mengurangi kasus demam berdarah.
  3. Memperkuat kerjasama regional: Mendorong negara-negara ASEAN untuk berbagi informasi, sumber daya dan strategi untuk memerangi demam berdarah.

 

Tantangan dan Strategi Penanganan di Kawasan ASEAN

 

Negara-negara ASEAN menghadapi tantangan besar dalam memerangi demam berdarah karena kondisi iklim tropis yang ideal untuk perkembangbiakan nyamuk. Berikut beberapa strategi untuk mengatasi masalah tersebut: 

 

  • Edukasi Masyarakat: Masyarakat diberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Kampanye ini akan dilaksanakan melalui media digital, sekolah, dan kegiatan masyarakat.
  • Pengawasan dan Pengawasan: Pemerintah secara rutin memantau populasi nyamuk dan kasus demam berdarah di berbagai daerah. Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk mengidentifikasi area berisiko tinggi dan mengambil tindakan pencegahan yang lebih efektif.
  • Kerjasama Penelitian dan Vaksin: negara ASEAN berkolaborasi dalam penelitian untuk menemukan vaksin dan  pengobatan yang lebih efektif. Kerja sama ini mencakup pertukaran informasi dan sumber daya antar negara anggota.


Peran Masyarakat dalam Mencegah Penyebaran DBD

Peran Masyarakat dalam Mencegah Penyebaran DBD

Moms dan Dads, kita semua mempunyai peran penting dalam mencegah penyebaran DBD. Berikut beberapa tindakan yang dapat kita ambil yang tentunya merupakan 3M Plus serta pencegahan tambahan dengan vaksinasi:3

 

  • Menguras tempat penyimpanan air: Menguras dan membersihkan secara teratur tempat-tempat yang dapat menampung air, seperti bak mandi, ember, dan pot bunga.
  • Menutup: Seperti tong atau tangki, harus ditutup rapat untuk mencegah nyamuk bertelur.
  • Mendaur ulang barang bekas:  Daur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti botol plastik dan kaleng. 
  • Plus: Kurangi risiko gigitan nyamuk dengan mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.

 

Konsultasikan seputar vaksinasi dengan dokter: Moms dan Dads juga dapat berbicara  dengan dokter tentang vaksinasi demam berdarah untuk perlindungan tambahan. Diskusikan manfaat dan putuskan apakah vaksinasi ini sesuai untuk kesehatan setiap anggota keluarga.

 Dengan informasi yang tepat dari dokter, Moms dan Dads dapat mengambil keputusan yang lebih tepat mengenai vaksinasi demam berdarah. 

 

Pentingnya partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk mengurangi kejadian demam berdarah. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan  meminimalkan risiko penyebaran virus demam berdarah. Tindakan kecil apa pun, seperti membersihkan genangan air dan menggunakan obat nyamuk, bisa berdampak besar dalam menurunkan jumlah nyamuk pembawa penyakit demam berdarah.

 

Indonesia Akan Bebas Kematian Akibat Demam Berdarah pada 2030?

 

Moms dan Dads! Indonesia sebagai salah satu negara tropis di kawasan Asia Tenggara sudah lama menderita penyakit demam berdarah. Ribuan kasus demam berdarah dilaporkan setiap tahunnya, banyak di antaranya berakibat fatal. Namun,  Indonesia telah menetapkan tujuan untuk menghilangkan kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030. Tentu saja keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya bersama dan sinergi dengan inisiatif regional seperti Hari Demam Berdarah ASEAN.

 

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memberantas penyakit ini karena iklim tropisnya mendukung perkembangbiakan nyamuk. Namun berbagai langkah strategis telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, antara lain: 

 

  1. Edukasi Masyarakat: Pemerintah  melakukan kampanye penyadaran secara intensif tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan pencegahan demam berdarah, termasuk program 3M Plus dan mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.
  2. Pengawasan: Sistem surveilans yang lebih baik telah diperkenalkan untuk memantau dan melaporkan kasus demam berdarah secara lebih efektif. Hal ini memungkinkan tindakan cepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
  3. Meningkatkan kapasitas medis: Fasilitas kesehatan akan diperkuat melalui pelatihan staf medis untuk mendiagnosis dan mengobati kasus demam berdarah dengan lebih baik. Pengadaan alat diagnostik dan perbekalan kesehatan juga meningkat.
  4. Kerjasama internasional: Indonesia bekerja sama dengan organisasi kesehatan internasional dan negara tetangga untuk berbagi informasi dan strategi  memerangi demam berdarah.

 

Peran Hari Demam Berdarah ASEAN berperan penting dalam mendukung upaya Indonesia untuk menghilangkan kematian akibat demam berdarah pada tahun 2023. Berikut beberapa kontribusi penting: 

 

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat: Hari Demam Berdarah ASEAN merupakan hari untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya demam berdarah dan pentingnya tindakan pencegahan di kalangan masyarakat di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kampanye ini memperkuat pesan kesehatan masyarakat dan mendorong partisipasi aktif masyarakat.
  • Memperkuat kerjasama regional: Hari Demam Berdarah ASEAN mendorong negara-negara anggota untuk berkolaborasi dalam penelitian dan pengembangan vaksin demam berdarah, berbagi data epidemiologi, dan mengembangkan strategi pengendalian nyamuk yang lebih efektif.
  • Pendidikan dan Pelatihan: Sebagai bagian dari Hari Demam Berdarah ASEAN, berbagai program pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas  petugas kesehatan dalam diagnosis, pengobatan dan pencegahan demam berdarah.
  • Aksi dan kampanye kolektif: Seperti gotong royong dalam pembersihan lingkungan, kampanye 3M Plus dan penggunaan teknik pengendalian nyamuk. Untuk mengurangi jumlah nyamuk penyebab demam berdarah, sangat penting bagi masyarakat setempat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya ini.

 

Tantangan yang Harus dihadapi Indonesia

 

Meskipun  banyak upaya yang dilakukan, Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dalam mencapai tujuan bebas kematian akibat demam berdarah lho Moms dan Dads. Beberapa di antaranya adalah: 

 

  • Perubahan iklim: Perubahan kondisi cuaca dapat memengaruhi populasi nyamuk dan penyebaran virus demam berdarah, sehingga  pengendalian demam berdarah menjadi lebih kompleks.
  • Perpindahan Penduduk: Perpindahan penduduk yang tinggi antar wilayah dapat memudahkan penyebaran virus demam berdarah, terutama di wilayah perkotaan yang padat penduduknya.
  • Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan sumber daya, baik dari segi tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, maupun sumber daya keuangan, dapat menghambat upaya pencegahan dan pengobatan demam berdarah.

 

Moms dan Dads! Hari Demam Berdarah ASEAN merupakan momen penting bagi negara-negara  kawasan ASEAN untuk bersatu melawan demam berdarah. Dengan meningkatkan kesadaran, memperkuat kemitraan masyarakat, dan melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan, kita dapat bekerja sama untuk mengurangi kasus demam berdarah dan melindungi kesehatan keluarga kita. Moms dan Dads, praktekkan terus #Ayo3MPlusVaksinDBD dan berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan serta mengunjungi dokter untuk mendapat informasi seputar vaksinasi DBD. Langkah-langkah ini akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari ancaman demam berdarah.

 

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel tidak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi.

C-ANPROM/ID/QDE/0536 | Jun 2024


 

Referensi:

  1. ASEAN. (2020). ASEAN Dengue Day in the Age of Pandemic. Tersedia di: https://asean.org/asean-dengue-day-in-the-age-of-pandemic-2/#:~:text=Considering%20that%20dengue%20is%20still,the%20%E2%80%9CASEAN%20Dengue%20Day%E2%80%9D. Diakses pada 13 Juni 2024.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Demam Berdarah Dengue. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/topik/demam-berdarah-dengue. Diakses pada 2 April 2024.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Atasi Dengue: Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi Ini. Tersedia di: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20230205/3642353/atasi-dengue-kemenkes-kembangkan-dua-teknologi-ini/. Diakses pada 2 April 2024.

Add new comment

One file only.
100 MB limit.
Allowed types: png gif jpg jpeg.
Tanya dokter