Virus dengue adalah penyebab utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang hingga kini masih menjadi masalah kesehatan global. Tapi tahukah kamu bagaimana virus ini pertama kali ditemukan? Perjalanan ilmiah dalam memahami virus dengue melibatkan berbagai ilmuwan dari berbagai negara dan memakan waktu bertahun-tahun. Yuk, kita telusuri sejarahnya!
Sebelum virusnya ditemukan, gejala penyakit yang kini kita kenal sebagai DBD sudah tercatat dalam sejarah. Catatan pertama tentang penyakit yang mirip dengan DBD muncul pada abad ke-17 dan 18 di Asia, Afrika, dan Amerika. Salah satu laporan tertua berasal dari Karibia pada tahun 1635, di mana dokter menggambarkan demam yang menyebabkan nyeri sendi hebat, mirip dengan gejala DBD.1
Pada tahun 1779, wabah besar demam yang menyerang wilayah Asia dan Amerika dilaporkan oleh beberapa ilmuwan, termasuk Benjamin Rush, seorang dokter Amerika. Rush menyebut penyakit ini sebagai "breakbone fever" karena menyebabkan nyeri hebat di seluruh tubuh. Namun, pada saat itu, penyebab pasti penyakit ini masih menjadi misteri. 2
Baru pada awal abad ke-20, para ilmuwan mulai memahami bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk.3
Pada tahun 1906, dua ilmuwan, John Burton Cleland dari Australia dan Joseph Franklin Siler dari Amerika Serikat, mulai meneliti hubungan antara penyakit demam misterius ini dengan nyamuk Aedes aegypti. Melalui eksperimen mereka menemukan bahwa penyakit ini bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk.4
Pada tahun 1943, Albert Sabin, seorang ahli virologi terkenal, berhasil mengisolasi virus dengue untuk pertama kalinya. Penemuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut mengenai sifat virus dengue dan cara penyebarannya.5
Setelah virus dengue berhasil diidentifikasi, penelitian pun berkembang lebih jauh:
Tahun 1950-an: Ilmuwan mulai mengidentifikasi empat serotipe virus dengue (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4). Inilah yang membuat infeksi dengue berulang bisa lebih berbahaya.6
Tahun 1960-an - 1980-an: Berbagai negara mulai melacak pola penyebaran virus dengue, dan ilmuwan menyadari bahwa urbanisasi serta perubahan lingkungan berperan besar dalam peningkatan kasus DBD.
Tahun 1997: Vaksin pertama untuk dengue, dikembangkan untuk digunakan di beberapa negara.7
Penemuan virus dengue adalah hasil kerja keras banyak ilmuwan dari berbagai generasi. Mulai dari identifikasi awal penyakit, penemuan virusnya, hingga pengembangan vaksin, semua ini membantu kita memahami cara terbaik untuk mencegah dan mengobati DBD.
Kini, dengan semakin majunya teknologi medis, diharapkan penelitian tentang dengue bisa terus berkembang hingga ditemukan solusi yang lebih optimal untuk mengendalikan penyakit ini. Jadi, yuk tetap waspada terhadap DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan vaksinasi!
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi
Referensi:
Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.
© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.
Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.
C-ANPROM/ID/QDE/0146 | Aug 2023