Skip to main content
Kenali Resiko

Kisah Ibu Fani Saat Anak Terkena Demam Berdarah

Kenali Resiko

Saya mempunyai anak satu-satunya, dia anak yang paling saya sayangi berjenis kelamin laki-laki. Di suatu sore dia kembali ke rumah dalam keadaan basah kuyup. Saya terkejut melihatnya, tanpa pikir panjang saya langsung menyuruhnya untuk mandi. Setelah itu dia menonton TV di ruang tengah.
Bagaimana Pengalaman Ibu Fani Saat Keluarga Terkena Demam Berdarah?

  1. Gejala yang Ditunjukkan

    Seperti yang kita ketahui bahwa demam berdarah adalah penyebab kematian anak yang cukup tinggi di sebagian negara Asia. Penyakit yang satu ini dibawa langsung oleh virus melalui perantara nyamuk betina dari jenis aedes aegypti. Awalnya saya tidak mengira bahwa anak saya akan terkena penyakit ini.


    Yang setelah saya baca baca lagi ternyata demam berdarah ini mempunyai derajat keparahan yang sangat tinggi. Sepulang dari bermain dan basah-basahan setelah sampai di rumah, anak saya sedikit tidak bernafsu untuk makan. Hingga keesokan harinya badannya sangat panas, diikuti ruam merah.

    Saya terkejut, saya mencoba bertanya kepada anak saya tersebut dari mana dia kemarin. Namun anak saya tidak merespon dia hanya merengek kesakitan di seluruh badan. Saya mengira ini hanya demam biasa sehingga saya mengompresnya dan memberinya obat pereda panas.
    Hingga pada akhirnya di keesokan harinya lagi anak saya masih menderita demam ini dan panasnya tidak kunjung turun dari kemarin. Nafsu makannya pun memburuk dia menolak seluruh makanan yang saya berikan, dan tetap merengek hingga menangis badannya sakit semua serta kepalanya berat.

    Saya mewaspadai Penyakit ini karena anak saya juga diikuti dengan mual serta muntah yang berlebihan. Saya kira penyakit yang dialami anak saya adalah demam tipes, sehingga saya mulai mencari Obat untuk tipes tersebut di apotek. Serta memijat anak saya agar pegalnya berkurang.
  2. Pengobatan
    Namun saya mempunyai ide untuk mencari serta mengumpulkan seluruh penyebab yang anak saya alami dan membuka smartphone. Ditemukan bahwa gejala-gejala yang dialami oleh anak saya bukan gejala tipes melainkan gejala demam berdarah. Saya panik mengetahui fakta tersebut.
    Hingga pada akhirnya saya membawa anak saya ke dokter, sampai ada dokter saya menceritakan seluruh gejala yang anak saya alami. Di hari itu juga saya melihat ada bintik-bintik merah di sebagian besar tubuh anak. Dan saya menegaskan fakta bahwa anak saya telah digigit nyamuk aedes aegypti.
    Dokter yang merawat anak saya kemudian memeriksa seluruh tubuh anak saya diikuti dengan pemeriksaan penunjang. Dokter mengambil sampel darah anak saya dan membawanya ke laboratorium. Dokter berkata hal itu dilakukan untuk menegakkan diagnosa bahwa ini benar DBD.

    Dokter menjelaskan bahwa gejala yang dialami anak saya bisa saja memburuk dan berakibat fatal. Seperti penumpukan cairan pada rongga perut atau paru serta pendarahan yang sangat parah. Oleh karena itu tindakan yang sangat tepat untuk mengetahui gejala pertama adalah dengan membawa ke dokter.

    Dokter berkata bahwa tindakan saya cukup lambat sebab saya tidak mengetahui secara pasti bahwa hal tersebut adalah gejala demam berdarah. Anak saya dirawat secara opname di klinik dokter dan hal itu terjadi selama 5 hari. Setelah itu kondisi anak saya berangsur-angsur membaik dan boleh pulang.

    Setelah anak saya segar dan telah bisa berlarian kesana kemari, saya menanyakan pertanyaan yang mengganjal dan cukup penting. Yakni pergi ke mana anak saya pada saat sore pulang basah kuyup tersebut? Anak saya mengaku bahwa dia bermain di selokan dengan teman sebayanya.
    Saya memberitahu anak saya dengan baik bahwa untuk tidak bermain di selokan yang berpotensi banyak sekali nyamuk yang ada disana. Anak saya memahami hal tersebut dengan menganggukan kepala dan mengacungkan simbol oke. Itulah pengalama saya!

Add new comment

One file only.
100 MB limit.
Allowed types: png gif jpg jpeg.
Tanya dokter