Kenali Fase Demam Berdarah Agar Tidak Terlambat Mendapatkan Pengobatan
Setelah berakhirnya musim kemarau panjang yang disebabkan oleh terpaan El Nino di Indonesia, sejumlah wilayah kini memasuki musim penghujan yang sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat. Meski begitu, saat memasuki musim penghujan, kita juga harus waspada terhadap penyakit yang kerap muncul, seperti wabah demam berdarah atau DBD. Pada fase demam berdarah, terutama pada tahap awal, seringkali gejalanya sulit dikenali, dan pengetahuan umumnya baru muncul ketika sudah memasuki fase yang lebih parah, sehingga seringkali penanganan menjadi terlambat.1
Fase Demam Berdarah Tahap Awal 2,3
Penting untuk dipahami bahwa demam berdarah (DBD) disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang dapat menyebabkan infeksi dan menunjukkan sejumlah gejala yang perlu diwaspadai. Pada fase awal serangan DBD, perawatan dapat memberikan hasil yang optimal. Pada tahap ini, gejala infeksi dengue mirip dengan flu biasa, termasuk demam, nyeri sendi atau otot, dan sakit kepala yang intens. Seringkali, pasien mungkin meremehkan kondisi ini karena menilainya sebagai gejala flu biasa atau Malaria. Oleh karena itu, kesadaran akan fase demam berdarah awal ini sangat penting untuk memastikan pengobatan diberikan secara tepat waktu dan hasil kesembuhan yang optimal.
Fase Demam Berdarah Tahap Lanjut 2,3
Setelah melewati fase awal, penyakit ini kemudian memasuki fase demam berdarah tahap lanjutan. Pada tahap ini, penderita tidak hanya mengalami demam ringan dan gejala flu, melainkan juga menghadapi demam tinggi yang berlangsung selama 2 hingga 7 hari. Pada tahapan ini, penyakit DBD dapat dibedakan dari masalah kesehatan lain dengan menggunakan tes tourniquet.
Sebelum mencapai fase kritis yang lebih berbahaya, ada peluang penyembuhan yang lebih tinggi. Namun sayangnya, banyak penderita yang belum mendapatkan pengobatan karena menganggap bahwa kondisi kesehatan mereka masih dalam batas normal, padahal demam atau panas yang dirasakan sudah berlangsung cukup lama. Oleh karena itu, kesadaran akan gejala-gejala ini dan penanganan yang tepat waktu sangat penting untuk mencegah masuk ke tahap yang lebih serius.
Fase Demam Berdarah Kritis 2,3
Sayangnya, minimnya pengetahuan masyarakat terhadap penyakit ini seringkali menyebabkan mereka baru mencari pengobatan ketika sudah memasuki fase kritis, yang merupakan kondisi yang sangat membahayakan dan menunjukkan gejala yang parah. Beberapa gejala pada fase demam berdarah kritis yang perlu diketahui meliputi:
Sakit perut: Tidak sekadar sakit perut ringan, pada fase parah ini, penderitanya mungkin mengalami rasa sakit yang parah, bahkan sampai pada tingkat kelemasan yang signifikan.
Muntah: Muntah pada tahap ini seringkali lebih sering dan berlangsung secara terus-menerus, menyebabkan kehilangan cairan yang signifikan dan dehidrasi.
Perubahan suhu tubuh: Setelah demam yang tinggi, suhu tubuh akan mengalami penurunan drastis, yang seringkali disalah artikan sebagai tanda kesembuhan. Namun, ini sebenarnya merupakan fase paling kritis dan membahayakan dari penyakit ini.
Gangguan pernapasan: Penurunan jumlah trombosit dalam darah dapat menyebabkan kebocoran plasma atau syok, yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan.
Pendarahan di dalam tubuh: Pada tahap yang semakin parah, dapat terjadi pendarahan di dalam organ-organ tubuh, menyebabkan kerusakan organ dan kondisi yang kritis.
Kesadaran akan gejala-gejala ini sangat penting untuk mendeteksi dan menangani penyakit secara dini sebelum memasuki tahap yang lebih serius.
Dampak Komplikasi Pada Fase Demam Berdarah Kritis
Pengobatan yang sering terlambat pada kebanyakan kasus demam berdarah menyebabkan dampak yang fatal bagi kesehatan. Hal ini karena gejala pada tahap awal dan lanjutan sering tidak terasa secara nyata, mirip dengan gangguan flu umum. Sehingga, ketika pasien mencari perawatan di rumah sakit, kondisinya sering sudah parah atau masuk ke dalam fase demam berdarah kritis.
Namun, apa risiko komplikasi yang dapat terjadi ketika penyakit ini mencapai tahap kritis? Berikut adalah beberapa risiko yang patut diketahui:4
- Pendarahan internal: Meskipun tidak terlihat secara langsung, DBD dapat menyebabkan pendarahan internal di dalam organ pasien, yang sering kali ditandai dengan bintik-bintik merah pada kulit.
- Kerusakan organ tubuh: Pendarahan internal dapat merusak organ-organ tubuh, mulai dari paru-paru hingga jantung.
- Tekanan darah menurun secara drastis: Jika tidak ditangani, tekanan darah pasien dapat turun drastis, menyebabkan terjadinya syok. Dalam beberapa kasus parah, kondisi ini dapat menyebabkan kematian.
- Dampak pada kehamilan: Wanita hamil yang terinfeksi demam berdarah berisiko tinggi menularkannya pada bayi atau janin yang sedang dikandung. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Kesadaran akan risiko komplikasi ini sangat penting untuk mendorong deteksi dan penanganan dini, menghindari masuk ke tahap yang lebih serius dan berpotensi fatal.
Pengendalian Pada Fase Demam Berdarah Tahap Awal
Untuk mencegah kondisi yang berpotensi membahayakan, sangat penting untuk melakukan pengendalian penyakit ini sejak fase awal serangan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:5
- Mengenali gejala: Penting bagi setiap individu untuk dapat mengenali gejala DBD sejak dini, meskipun gejalanya mirip dengan demam biasa. Deteksi dini memungkinkan penanganan yang cepat, terutama bagi orang tua yang memiliki anak kecil di rumah.
- Segera mencari pengobatan: Setelah mengenali gejala DBD, langkah berikutnya adalah segera mencari pengobatan di fasilitas kesehatan terdekat. Penanganan yang cepat dapat mencegah perkembangan penyakit menjadi lebih parah.
- Istirahat total dan konsumsi obat-obatan: Pasien DBD perlu mendapatkan istirahat yang cukup untuk pemulihan. Selain itu, konsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter juga sangat penting. Hal ini membantu menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah dehidrasi.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan pada penderita DBD.
Penting untuk tidak meremehkan penyakit ini, mengingat banyak nyawa yang telah hilang karena dampaknya. Mayoritas korban, terutama anak-anak, menjadi rentan karena sistem kekebalan tubuh yang masih rendah dan kurangnya pengetahuan orang tua. Jangan tunda untuk mencari pengobatan saat memasuki fase demam berdarah tahap awal.
Cegah penyebaran DBD dengan menerapkan konsep 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas, serta melibatkan upaya pencegahan perkembangbiakan nyamuk. Tingkatkan perlindungan dengan berkonsultasi ke dokter mengenai vaksinasi #Ayo3MPlusVaksinDBD. Upaya bersama ini penting untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari risiko demam berdarah.
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel tidak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis.
Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi.
Referensi:
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2019. Memahami Demam Berdarah Dengue (Bagian 2). Tersedia di: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memahami-demam-berdarah-dengue-bagian-2 (Diakses 7 Desember 2023).
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2022. Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue. Tersedia di: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/10/tanda-dan-gejala-demam-berdarah-dengue (Diakses 7 Desember 2023).
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2022. Ayo Cari Tahu Apa Itu Demam Berdarah. Tersedia di: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/608/ayo-cari-tahu-apa-itu-demam-berdarah (Diakses 7 Desember 2023).
- who int . 2023. Dengue and severe dengue. Tersedia di: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue (Diakses 16 Desember 2023).
- FK-KMK UGM. 2016. Demam Berdarah Dengue: Tantangan Indonesia. Tersedia di: https://fkkmk.ugm.ac.id/demam-berdarah-tantangan-indonesia/ (Diakses 7 Desember 2023).
Add new comment