Barang Berguna yang Bisa Kita Buat dari Barang Bekas dan Langkah Pencegahan DBD
Halo, Moms dan Dads! Di zaman sekarang, penting untuk berpikir secara kreatif. Selain berkontribusi pada lingkungan dengan mengurangi sampah, kita dapat menemukan berbagai cara untuk memanfaatkan barang-barang bekas di rumah. Dalam tulisan ini, kita akan membahas lima barang berguna yang dapat Moms dan Dads buat dari barang bekas sekaligus langkah-langkah pencegahan terhadap penyakit demam berdarah demi menjaga kesehatan keluarga.
1. Pot Tanam dari Botol Plastik
Botol plastik termasuk limbah yang umum. Alih-alih membuangnya, Moms dan Dads bisa mengubahnya menjadi pot tanam yang menarik. Berikut adalah cara membuatnya:
Bahan yang dibutuhkan:
- Botol plastik bekas (air mineral atau soda)
- Gunting atau pisau
- Cat atau spidol warna (opsional)
- Tanah dan bibit tanaman
Cara membuat:
- Cuci Botol: Bersihkan botol plastik dari sisa-sisa minuman.
- Potong Botol: Gunting botol menjadi dua bagian; bawah sebagai pot, atas bisa jadi penutup untuk sistem hidroponik sederhana.
- Tambahkan lubang: Buat lubang di dasar botol untuk mencegah genangan air.
- Hias (Opsional): Jika mau, hias pot dengan cat atau spidol.
- Tanam Bibit: Isi dengan tanah dan tanam bibit, baik sayuran atau bunga.
Manfaat
Dengan membuat pot dari botol bekas, Moms dan Dads tidak hanya mengurangi limbah, tapi juga menghias rumah dengan tanaman.
2. Tempat Pensil dari Kaleng Bekas
Kaleng bekas seperti kaleng susu dapat dijadikan tempat pensil yang menarik untuk anak-anak. Berikut langkah-langkahnya:
Bahan yang dibutuhkan:
- Kaleng bekas
- Kertas kado atau cat
- Gunting
- Lem
Cara membuat:
- Bersihkan Kaleng: Pastikan kaleng bersih dari sisa makanan.
- Hias Kaleng: Tutupi kaleng dengan kertas atau cat sesuai selera. Libatkan anak-anak dalam proses ini agar lebih menyenangkan.
- Selesai: Setelah hiasan kering, kaleng siap digunakan sebagai tempat menyimpan pensil atau aksesori kecil lainnya.
Manfaat
Tempat pensil dari kaleng bekas ini tidak hanya fungsional, tetapi juga mengajarkan anak tentang pentingnya mendaur ulang.
3. Keranjang dari Koran Bekas
Koran bekas yang menumpuk dapat diubah menjadi keranjang fungsional untuk menyimpan mainan atau barang kecil.
Bahan yang dibutuhkan:
- Koran bekas
- Lem
- Gunting
- Benang atau anyaman
Cara membuat:
- Potong Koran: Gunting koran menjadi strip panjang.
- Anyam: Mulai menganyam koran untuk membentuk keranjang, dimulai dari dasar.
- Buat Sisi Keranjang: Setelah dasar selesai, lanjutkan untuk membentuk dinding keranjang.
- Finishing: Gunakan lem untuk memperkuat anyaman dan biarkan kering.
Manfaat
Keranjang dari koran ramah lingkungan dan membantu meningkatkan keterampilan motorik anak.
4. Bantal dari Pakaian Bekas
Pakaian bekas bisa diubah menjadi bantal empuk untuk di rumah.
Bahan yang dibutuhkan:
- Pakaian bekas (misal kaos)
- Gunting
- Jarum dan benang (atau mesin jahit)
- Kapas atau sisa kain
Cara membuat:
- Potong Pakaian: Gunting pakaian menjadi dua bagian untuk sarung bantal.
- Jahit Sisi: Jahit tiga sisi kain, biarkan satu sisi terbuka.
- Isi dengan Kapas: Masukkan kapas atau sisa kain ke dalam sarung.
- Tutup: Jahit sisi terbuka agar isian tidak keluar.
- Selesai: Bantal siap digunakan.
Manfaat
Dengan membuat bantal dari pakaian bekas, Moms dan Dads mengurangi limbah serta menciptakan barang nyaman untuk keluarga.
5. Lampu Hias dari Botol Bekas
Botol bekas dapat diubah menjadi lampu hias yang menarik.
Bahan yang dibutuhkan:
- Botol plastik atau kaca bekas
- Lampu LED kecil
- Cat atau hiasan tambahan (opsional)
Cara membuat:
- Bersihkan Botol: Pastikan botol bersih dan kering.
- Hias Botol (Opsional): Cat atau hias sesuai selera.
- Masukkan Lampu: Tempatkan lampu LED ke dalam botol.
- Atur: Letakkan botol di tempat yang diinginkan.
Manfaat
Lampu hias dari botol bekas tidak hanya mempercantik ruangan tapi juga mengajarkan anak tentang kreativitas.
Langkah Pencegahan DBD 1
Selain membuat barang berguna dari barang bekas, kita harus menjaga kesehatan dan melindungi keluarga dari DBD. Berikut beberapa langkah pencegahan:
- Terapkan 3M Plus: Metode pencegahan penyakit nyamuk yang meliputi Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat penampungan air, serta pencegahan gigitan dan perkembangbiakan nyamuk. Pendekatan ini bertujuan mencegah penyebaran penyakit seperti dengue.
- Bersihkan Lingkungan: Pastikan tiada genangan air, terutama di pot tanaman, kaleng, atau wadah bekas.
- Tutup Wadah Air: Wadah berisi air harus ditutup rapat untuk mencegah nyamuk bertelur.
- Bersihkan Saluran Air: Pastikan selokan di sekitar rumah tidak tersumbat.Gunakan
- Nyamuk: Gunakan obat atau lotion anti-nyamuk saat di luar rumah.
- Tanam Tanaman Pengusir Nyamuk: Tanami dengan tanaman seperti lavender atau serai untuk mengusir nyamuk.
- Pemeriksaan Rutin: Lakukan pengecekan rutin di sekitar rumah untuk mencegah sarang nyamuk.
- Edukasi Keluarga: Ajarkan anak tentang bahaya DBD dan pentingnya kebersihan.
Salah satu langkah penting lainnya dalam pencegahan DBD adalah vaksinasi. Vaksin DBD terbukti berperan dalam mengurangi risiko infeksi dan keparahan penyakit bagi yang terinfeksi virus. Vaksin biasanya tersedia di klinik atau rumah sakit tertentu. Moms dan Dads dapat berkonsultasi ke dokter dan mencari lokasi untuk memastikan mendapatkan vaksin yang diperlukan. Untuk menemukan lokasi vaksinasi DBD terdekat, Moms dan Dads bisa mengunjungi CegahDBD.com untuk fitur pencarian yang mudah digunakan.2
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel tidak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi.
C-ANPROM/ID/QDE/0615 | Sep 2024
Referensi:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/pemberantasan-sarang-nyamuk-dengan-3m-plus. Diakses pada 20 Agustus 2024.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023, 5 Februari). Atasi Dengue, Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi Ini. Tersedia di: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20230205/3642353/atasi-dengue-kemenkes-kembangkan-dua-teknologi-ini/. Diakses pada 20 Agustus 2024.
Add new comment