Skip to main content
PREVENT DENGUE INFECTION

Kenapa nyamuk Aedes aegypti hanya ada di Iklim Tropis dan Subtropis?

PREVENT DENGUE INFECTION

Nyamuk dengan jenis Aedes aegypti dikenal sebagai vektor utama penyakit demam berdarah, serta merupakan salah satu ancaman kesehatan utama di wilayah tropis dan subtropis. Namun yang menarik, nyamuk ini paling banyak ditemukan di daerah beriklim  tropis dan subtropis, dan jarang ditemukan di daerah yang beriklim lebih dingin. Mengapa nyamuk ini sangat bergantung pada iklim  tropis dan subtropis? Pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan alasan utama mengapa nyamuk Aedes aegypti lebih banyak ditemukan di daerah beriklim  tropis dan subtropis. 

 

Ketergantungan pada Suhu Tropis dan Subtropis 1   

 

Aedes aegypti sangat bergantung pada suhu  tropis dan subtropis yang hangat dan stabil. Iklim tropis dan subtropis, dengan suhu biasanya antara 25 dan 30 derajat  sepanjang tahun, memberikan kondisi ideal bagi aktivitas dan perkembangbiakan nyamuk ini. Suhu yang stabil dan hangat mendukung siklus hidup nyamuk mulai dari telur hingga larva dan pupa hingga tahap  dewasa. Suhu yang lebih hangat dapat menyebabkan nyamuk lebih cepat berkembang dari telur menjadi dewasa, sehingga menyebabkan peningkatan pesat dalam jumlah nyamuk. Suhu  yang stabil di daerah  tropis dan subtropis juga memungkinkan nyamuk dewasa untuk tetap aktif sepanjang tahun dan terus mencari inang, tanpa dampak musim dingin yang dapat membunuh atau memperlambat nyamuk. Kondisi ini sangat berbeda dengan iklim dingin, dimana suhu rendah dapat memperlambat atau  menghentikan siklus hidup nyamuk sehingga menyulitkan mereka untuk bertahan hidup dan berkembang biak. 


Genangan Air yang Cukup Untuk Berkembang Biak 2

Genangan air yang cukup untuk berkembang biak

Aedes aegypti memerlukan genangan air untuk bertelur dan berkembang biak. Iklim tropis memiliki curah hujan yang tinggi dan seringnya hujan deras sehingga menimbulkan banyak genangan air yang cocok bagi nyamuk  untuk bertelur. Tempat-tempat seperti kaleng bekas, pot bunga, ban bekas, dan tempat penampungan air lainnya  di lingkungan manusia seringkali menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Daerah tropis dan subtropis mempunyai genangan air yang melimpah, sehingga nyamuk ini selalu mempunyai ruang yang cukup untuk melanjutkan siklus hidupnya. Di daerah beriklim dingin atau kering, ketersediaan genangan air jauh lebih rendah sehingga menyulitkan Aedes aegypti  menemukan tempat yang cocok untuk bertelur. Oleh karena itu, curah hujan yang tinggi dan genangan air yang melimpah di daerah tropis dan subtropis menjadi faktor penting yang mendukung kelangsungan hidup nyamuk ini.

 

 Prevalensi Penyakit DBD yang Tinggi di Daerah Iklim Tropis dan Subtropis 3

 

Aedes aegypti hidup di daerah beriklim  tropis dan subtropis bukan hanya  karena kondisi fisiknya yang mendukung tetapi juga karena perannya sebagai vektor penyakit yang banyak terdapat di daerah  tropis dan subtropis. Di daerah  tropis dan subtropis, banyak terjadi kasus penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti sehingga menimbulkan lingkaran setan dimana nyamuk dan virus hidup berdampingan. Aedes aegypti menghisap darah orang yang terinfeksi dan kemudian menularkan virusnya kepada orang lain melalui gigitannya. Akibatnya penyakit ini menyebar dengan cepat dan luas di daerah  tropis dan subtropis dimana nyamuk ini mudah berkembang biak.

 

  Sebaliknya, di daerah beriklim dingin, prevalensi penyakit yang ditularkan oleh Aedes aegypti jauh lebih rendah karena kondisi yang kurang menguntungkan bagi kelangsungan hidup nyamuk dan virus. Jadi, Aedes aegypti sangat bergantung pada iklim  tropis dan subtropis untuk kelangsungan hidup dan reproduksinya. Suhu  tropis dan subtropis yang hangat dan stabil, ketersediaan genangan air yang melimpah, dan tingginya prevalensi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk  di wilayah  tropis dan subtropis menjadi faktor utama yang menjelaskan mengapa Aedes aegypti lebih banyak ditemukan di wilayah yang beriklim  tropis dan subtropis. Memahami ketergantungan nyamuk terhadap kondisi  tropis dan subtropis akan membantu mengembangkan strategi pencegahan dan pengendalian yang lebih efektif untuk melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang ditularkan nyamuk.

 

Pencegahan Demam Berdarah Terbaik di Iklim Tropis dan Subtropis: 3M Plus dan Vaksinasi Demam Berdarah 

 

Di iklim  tropis dan subtropis, di mana nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue mudah berkembang biak, pencegahan adalah kunci terpenting untuk menghentikan penyebaran demam berdarah. Upaya pencegahan yang efektif adalah dengan menerapkan prinsip 3M Plus dan vaksinasi DBD. Prinsip 3M Plus mencakup Menguras, Menutup, Mendaur ulang dan Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk). Metode ini, dikombinasikan dengan vaksinasi, dapat mengurangi risiko penularan demam berdarah secara signifikan.4

 

Langkah pertama dalam prinsip 3M adalah menguras, atau membersihkan area yang mungkin menampung air, seperti bak mandi, ember, pot bunga, bak hewan peliharaan, dll. Aedes aegypti memerlukan genangan air  untuk bertelur dan berkembang biak. Oleh karena itu, drainase dan pembersihan secara teratur pada area tersebut dapat mengurangi jumlah tempat berkembang biak nyamuk. Menutup adalah langkah kedua. Artinya, menutup rapat semua tempat penampungan air seperti tong, akuarium, dan wadah lainnya untuk mencegah nyamuk masuk dan bertelur.

 

Langkah ketiga, mendaur ulang, melibatkan pengelolaan limbah yang benar, terutama barang bekas yang dapat menampung air, seperti kaleng, botol, dan ban bekas. Jika tidak dirawat dengan baik, barang-barang tersebut sering menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Mendaur ulang atau pembuangan limbah yang benar dapat mengurangi potensi habitat  Aedes aegypti. Selain itu, pengelolaan lingkungan yang tepat dapat membantu mengurangi jumlah nyamuk.

 

  Plus dari 3M Plus mencakup  tindakan tambahan untuk mencegah gigitan nyamuk dan mengurangi perkembangbiakan nyamuk. Diantaranya adalah menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk atau losion pengusir nyamuk, memasang kelambu pada jendela dan pintu, serta mengenakan pakaian yang menutupi kulit. Langkah-langkah ini  membantu melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk yang dapat menularkan virus demam berdarah. 

 

Selain itu, salah satu perlindungan tambahan seperti vaksinasi demam berdarah juga berperan penting dalam mencegah penyakit ini. Vaksin  memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi virus dengue. Vaksinasi membantu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus, sehingga orang yang pernah terpapar virus memiliki kemampuan yang lebih baik untuk melawan infeksi dan mencegah gejala yang parah. Program vaksinasi yang efektif dapat mengurangi kejadian demam berdarah pada masyarakat dan melindungi masyarakat yang rentan terhadap penyakit ini.5

 

Kami sangat menyarankan Moms dan Dads untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terkini mengenai vaksinasi demam berdarah. Dokter akan menjelaskan secara rinci  jenis vaksin yang tersedia, jadwal vaksinasi, serta manfaat dan risiko  terkait  vaksinasi. Selain itu, selama konsultasi ini, Moms dan Dads dapat mendiskusikan kondisi kesehatan pribadi atau keluarga apa pun yang mungkin memengaruhi keputusan Moms dan Dads untuk menerima vaksin. Dokter juga dapat membuat rekomendasi yang tepat berdasarkan riwayat kesehatan dan faktor risiko.

 

  Secara keseluruhan, kombinasi  prinsip 3M Plus, vaksinasi demam berdarah, dan nasihat medis merupakan strategi pencegahan yang komprehensif dan efektif. Menerapkan langkah-langkah ini secara signifikan dapat mengurangi risiko penyebaran demam berdarah di wilayah  tropis dan subtropis. Mendidik dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan vaksinasi sangat penting untuk menjamin keberhasilan upaya tersebut. Bersama-sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat serta bebas dari ancaman demam berdarah. Jaga selalu kesehatan ya Moms dan Dads!

 

Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel tidak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh: 

dr. Carissa R.V Pratiwi.

C-ANPROM/ID/QDE/0591 |Aug 2024


















 

Referensi:

  1. World Health Organization. (2024). Dengue and severe dengue. Tersedia di:

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue. Diakses pada 15 Juli 2024.

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Air Bersih Jadi Sarang Nyamuk DBD. Sehat Negeriku. Tersedia di:

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20190204/5029293/air-bersih-jadi-sarang-nyamuk-dbd/. Diakses pada 15 Juli 2024.

  1. National Center for Biotechnology Information. (2022). Artikel PMC9828928. Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9828928/. Diakses pada 15 Juli 2024.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus. Tersedia di:

https://ayosehat.kemkes.go.id/pemberantasan-sarang-nyamuk-dengan-3m-plus. Diakses pada 15 Juli 2024.

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Atasi Dengue: Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi Ini. Tersedia di:

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20230205/3642353/atasi-dengue-kemenkes-kembangkan-dua-teknologi-ini/. Diakses pada 15 Juli 2024.

 

Add new comment

One file only.
100 MB limit.
Allowed types: png gif jpg jpeg.
Tanya dokter