Sejarah ASEAN Dengue Day dan Pencegahan Demam Berdarah
Hari Demam Berdarah ASEAN adalah salah satu inisiatif utama untuk memerangi demam berdarah di kawasan Asia Tenggara lho Moms dan Dads. Tujuan dari hari istimewa ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan memperkuat upaya kolektif dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran demam berdarah.
Sejarah Hari Demam Berdarah ASEAN 1
Peringatan tersebut resmi dimulai pada tanggal 15 Juni 2010, sebagai hasil pertemuan penting pada KTT ke-19 yang diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober 2010 di Hanoi, Vietnam. Ide tersebut pertama kali dikemukakan oleh Indonesia yang selanjutnya memimpin upacara peringatan pertama pada tanggal 15 Juni 2011 dan Deklarasi Jakarta tentang “Demam Berdarah Dengue (DBD)” disetujui oleh 11 negara anggota ASEAN. Deklarasi ini mencerminkan tekad yang kuat untuk memperkuat kerja sama regional dalam memerangi demam berdarah.
Tujuan utama ditetapkannya Hari Demam Berdarah ASEAN adalah untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya demam berdarah dengue dan mendorong upaya pencegahan yang efektif.
Negara yang Menjadi Anggota ASEAN 2
Anggota ASEAN meliputi Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Republik Demokratik Rakyat Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Kolaborasi pemerintah dan swasta yang kuat dan dukungan dari WHO sangat penting dalam upaya bersama memerangi demam berdarah di kawasan Asia-Pasifik. Hari Demam Berdarah ASEAN semakin memperkuat kesadaran dan komitmen terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit ini dan membawa kita lebih dekat pada tujuan bersama yaitu komunitas bebas demam berdarah.
Bersatunya Negara ASEAN dan Dukungan dari WHO 3
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan sektor publik dan swasta untuk bergabung dalam perang melawan demam berdarah. Saat memperingati Hari Demam Berdarah ASEAN pada tanggal 15 Juni, banyak negara di kawasan Asia-Pasifik menghadapi beban penyakit yang semakin meningkat.
WHO memperkirakan antara 50 juta hingga 100 juta orang terinfeksi demam berdarah di seluruh dunia setiap tahunnya. Peningkatan jumlah orang yang terinfeksi dan penyebaran geografis negara-negara yang terkena dampak dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Hal ini termasuk suhu yang lebih tinggi dan dimulainya musim hujan di banyak wilayah, peningkatan kepadatan penduduk, dan peningkatan perjalanan domestik dan internasional. Tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah, dan diperlukan pendekatan inovatif untuk mencegah penyakit ini di tingkat masyarakat.
“Demam berdarah berdampak besar terhadap kesehatan, perekonomian, dan seluruh masyarakat, oleh karena itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujar Shin Young-soo, Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat.
Ayo Bersatu Mewujudkan Indonesia Bebas Kematian Akibat Demam Berdarah 2030!
Indonesia sudah lama berada dalam ancaman penyakit demam berdarah yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Mengingat jumlah kasus yang terus meningkat dari tahun ke tahun, diperlukan upaya yang lebih intensif dan terkoordinasi untuk menurunkan angka kematian akibat demam berdarah. Hari Demam Berdarah ASEAN menjadi momen terbaik bagi pemerintah Indonesia untuk menetapkan tujuan untuk menghilangkan kematian akibat demam berdarah di Indonesia pada tahun 2030.
Tindakan pencegahan yang sistematis seperti penerapan strategi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang termasuk dalam 3M Plus sangat penting untuk mencapai tujuan ini Moms dan Dads.
Strategi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus 4
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) juga merupakan bagian penting dari strategi pencegahan penyakit DBD. PSN menekankan pentingnya aksi kolektif dan gotong royong dalam pembersihan lingkungan. Inisiatif PSN menghimbau masyarakat untuk rutin memeriksa dan membersihkan area yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kegiatan gotong royong ini juga mencakup informasi dan edukasi masyarakat tentang cara efektif mencegah perkembangbiakan nyamuk. Dengan melibatkan aktif seluruh lapisan masyarakat, mulai dari tingkat rumah tangga hingga pemerintah daerah, PSN dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas nyamuk sehingga mengurangi risiko penyakit demam berdarah secara signifikan.
Termasuk 3M Plus merupakan langkah awal yang dapat diterapkan oleh semua orang di lingkungan. Tiga langkah utama tersebut antara lain menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Langkah tambahan yang disebut langkah plus antara lain penggunaan obat nyamuk, pemasangan kawat kasa pada jendela dan ventilasi, serta penggunaan kelambu saat tidur. Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender dan serai juga menjadi salah satu upaya pencegahan yang efektif. Penggunaan 3M Plus secara terus menerus dapat mengurangi jumlah nyamuk di sekitar rumah sehingga mengurangi risiko infeksi demam berdarah.
Strategi Pencegahan Tambahan dengan Vaksinasi Demam Berdarah 5
Selain upaya pencegahan lingkungan, vaksinasi DBD juga berperan penting dalam mencapai tujuan menghilangkan kematian akibat demam berdarah di Indonesia pada tahun 2030 .Vaksinasi membantu membangun kekebalan tubuh terhadap virus demam berdarah, mengurangi risiko infeksi dan tingkat keparahan penyakit. Ide program vaksinasi dapat diterapkan dan meningkatkan kekebalan masyarakat dan melindungi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Namun, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi untuk memastikan vaksinasi tersebut aman dan sesuai dengan kondisi kesehatan pribadi. Dukungan pemerintah untuk menyediakan akses yang luas dan adil terhadap vaksin demam berdarah juga merupakan kunci keberhasilan program ini.
Mengupayakan bebas kematian akibat demam berdarah di Indonesia pada tahun 2030 bukanlah tugas yang mudah, namun dengan kerja sama dan komitmen yang kuat dari seluruh elemen masyarakat, tujuan tersebut dapat tercapai. Penerapan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus dan pencegahan tambahan dengan vaksinasi DBD merupakan langkah penting yang perlu dilakukan secara terus menerus. Dengan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, serta dukungan pemerintah dan swasta, kita dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman dari ancaman demam berdarah. Bersama-sama, kita dapat mewujudkan Indonesia tanpa kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030 dalam momen Hari Demam Berdarah ASEAN ini, Moms dan Dads!
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel tidak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi.
C-ANPROM/ID/QDE/0536 | Jun 2024
Referensi:
- ASEAN. (2020). ASEAN Dengue Day in the Age of Pandemic. Tersedia di:
https://asean.org/asean-dengue-day-in-the-age-of-pandemic-2/#:~:text=Considering%20that%20dengue%20is%20still,the%20%E2%80%9CASEAN%20Dengue%20Day%E2%80%9D. Diakses pada 13 Juni 2024.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN. Tersedia di:
https://perpustakaan.kemkes.go.id/2022/06/hari-demam-berdarah-dengue-asean/. Diakses pada 13 Juni 2024.
- World Health Organization. (2013). Marking ASEAN Dengue Day. Tersedia di:
https://www.who.int/westernpacific/news/item/14-06-2013-marking-asean-dengue-day. Diakses pada 13 Juni 2024.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Upaya Pencegahan DBD dengan 3M Plus. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus. Diakses pada 2 April 2024.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Atasi Dengue: Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi Ini. Tersedia di: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20230205/3642353/atasi-dengue-kemenkes-kembangkan-dua-teknologi-ini/. Diakses pada 2 April 2024.
Add new comment