
Cerita Singkat Sejarah Demam Berdarah di Indonesia

Moms dan Dads, tahukah kalian jika penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sudah ada sejak lama? Penyakit ini pertama kali telah dilaporkan pada tahun 1968 di Surabaya, dan sejak saat itu kasusnya terus meningkat lho! DBD, yang disebabkan oleh virus dengue dan juga ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia.
Permulaan DBD di Indonesia
Sejarah DBD di Indonesia bermula pada tahun 1968, ketika kasus ini pertama kali tercatat di Surabaya dengan angka kematian yang cukup tinggi, yaitu mencapai 41,3%. Kasus ini juga terus berkembang dan menyebar cepat ke seluruh wilayah Indonesia. Di tahun-tahun berikutnya, DBD menjadi masalah kesehatan yang terjadi berulang setiap tahun. Bahkan, beberapa tahun terakhir, penyakit ini juga sering kali menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang mengkhawatirkan lho Moms dan Dads.1
Penyebaran DBD di Indonesia
Nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi vektor utama dari DBD, tumbuh subur di daerah yang memiliki iklim tropis seperti Indonesia. Selain itu, nyamuk seperti ini lebih banyak ditemukan di perkotaan dan tempat yang memiliki banyak penampungan air yang menjadi sarang bagi nyamuk. Sebagai negara kepulauan yang memiliki 17.508 pulau, Indonesia memiliki banyak wilayah yang mendukung kehidupan nyamuk Aedes aegypti, baik di daerah pesisir maupun daerah pedalaman.
Penyebaran DBD kini semakin meluas setiap tahun. Bahkan Moms dan Dads, pada periode 2018 hingga 2022 lalu, hampir seluruh kabupaten dan kota-kota di Indonesia mengalami peningkatan kasus DBD. Pada tahun 2018 contohnya, tercatat 440 kabupaten/kota terjangkit, dan pada tahun 2022, lebih dari 90% kabupaten/kota di Indonesia telah terdampak dari penyakit ini.1
Faktor-Faktor Penyebab Penyebaran DBD
Ada beberapa faktor yang bisa membuat DBD terus menyebar di Indonesia. Salah satunya kebiasaan masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Banyak tempat-tempat yang tergenang air seperti bak mandi, ember, dan pot tanaman menjadi tempat yang cocok bagi nyamuk untuk berkembangbiak. Selain itu, urbanisasi yang semakin pesat dan pembangunan yang tidak memperhatikan tata kelola saluran air yang tepat juga menjadi faktor pendukung penyebaran DBD.
Mengatasi Penyebaran dengan 3M Plus dan Vaksinasi DBD 2
Untuk mengatasi penyebaran DBD, salah satu langkah yang paling penting adalah melakukan 3M Plus, yang telah terbukti optimal dalam menanggulangi penyebaran nyamuk penyebab DBD. Berikut langkah-langkah yang perlu kita diterapkan:
- Menguras Tempat-Tempat yang Menampung Air, Moms dan Dads, pastikan untuk menguras tempat-tempat yang menjadi penampungan air, seperti bak mandi, ember, atau pot tanaman. Genangan air ini adalah tempat yang sempurna bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur.
- Menutup Rapat Wadah Air, Jika terpaksa menyimpan air dalam wadah, pastikan untuk selalu menutup rapat-rapat agar nyamuk tidak bisa bertelur di dalamnya.
- Mendaur Ulang atau Buang Barang Bekas yang Bisa Menjadi Tempat Air Tergenang, Barang bekas seperti kaleng, botol, atau pot rusak sering menjadi tempat air tergenang. Jangan Moms dan Dads biarkan barang-barang ini menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
- Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk! Moms dan Dads bisa menggunakan lotion atau spray anti-nyamuk untuk kulit, memasang kelambu atau kawat nyamuk di ventilasi rumah, serta mengenakan pakaian lengan panjang terutama saat pagi dan sore hari ketika nyamuk Aedes aegypti paling aktif.
Vaksin DBD, Proteksi tambahan selain menerapkan 3M Plus, vaksinasi DBD bisa menjadi langkah penting untuk proteksi tambahan. Jika ada akses ke vaksinasi, Moms dan Dads bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah DBD.3
Kenapa Kita Harus Waspada ya Moms dan Dads?
Kasus DBD membuat banyak orang semakin waspada, tentunya meskipun banyak yang sudah menerapkan langkah pencegahan, namun tetap saja DBD menjadi ancaman kesehatan yang besar ya Moms dan Dads. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan dan melaksanakan 3M Plus sangat penting untuk mengurangi jumlah kasus DBD di Indonesia. Dengan upaya pencegahan bersama, kita bisa mencegah penyebaran penyakit ini dan juga menjaga kesehatan keluarga.
Jaga kesehatan Moms dan Dads dan keluarga dengan menerapkan 3M Plus serta konsultasikan ke dokter untuk informasi mengenai Vaksinasi DBD ya!
Dengan mengurangi tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk DBD dan memperhatikan kebersihan lingkungan, kita bisa mengurangi risiko penyebaran DBD di sekitar kita. Jangan lupa untuk selalu melakukan langkah-langkah pencegahan yang sederhana namun efektif ini agar Moms dan Dads dan keluarga tetap sehat dan terlindungi dari DBD.
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi
Referensi:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Tersedia di: https://kemkes.go.id/app_asset/file_content_download/17169572496656b041cb8755.43910670.pdf. Diakses pada 25 Februari 2025.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus. Tersedia di: https://ayosehat.kemkes.go.id/pemberantasan-sarang-nyamuk-dengan-3m-plus. Diakses pada 20 Agustus 2024.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023, 5 Februari). Atasi Dengue, Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi Ini. Tersedia di: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20230205/3642353/atasi-dengue-kemenkes-kembangkan-dua-teknologi-ini/. Diakses pada 20 Agustus 2024.
Add new comment