Hai, Moms dan Dads! Tahukah kalian kalau awal tahun sering jadi momen naiknya kasus demam berdarah dan Chikungunya? Nah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru aja mengeluarkan Surat Edaran Nomor: HK.02.02/C/261/2025 untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus DBD dan Chikungunya di tahun 2025. Yuk, kita bahas lebih lanjut supaya kita bisa lebih siap menghadapi ancaman penyakit ini!
DBD dan Chikungunya adalah penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Bedanya, DBD disebabkan oleh virus dengue, sementara Chikungunya berasal dari virus Chikungunya. Meski berbeda, dua penyakit ini sama-sama berbahaya dan bisa menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) kalau tidak dikendalikan dengan baik.
Sepanjang tahun 2024, kasus DBD di Indonesia cukup tinggi. Sampai minggu ke-51 tahun lalu, ada 230.397 kasus terkonfirmasi dengan 1.327 kematian yang tersebar di 482 kabupaten/kota di 36 provinsi. Sementara itu, Chikungunya juga mulai menunjukkan tren peningkatan dengan 571 kasus yang tersebar di 7 provinsi. Memang angka kematiannya rendah, tapi efeknya bisa bikin penderitanya kesulitan bergerak selama berbulan-bulan akibat nyeri sendi yang parah.1
Melihat pola peningkatan kasus setiap awal tahun, Kemenkes memprediksi bahwa awal 2025 ini bisa jadi momen rawan untuk meningkatnya kasus DBD dan Chikungunya. Makanya, kita semua perlu ekstra waspada!
Supaya kita bisa terhindar dari DBD dan Chikungunya, Kemenkes menekankan pentingnya beberapa langkah pencegahan berikut:
DBD dan Chikungunya bukan penyakit yang bisa dianggap sepele. Dengan meningkatnya kasus setiap awal tahun, kita semua harus lebih waspada dan ikut serta dalam upaya pencegahan. Jangan lupa untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta mengikuti himbauan dari Kemenkes agar kita bisa melindungi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan dari ancaman penyakit ini.
Yuk, sama-sama bergerak untuk mencegah DBD dan Chikungunya! Jaga juga kesehatan dengan menerapkan 3M Plus serta konsultasikan ke dokter untuk informasi mengenai Vaksinasi DBD.
Artikel ini dimaksudkan untuk informasi dan kesadaran publik, dan untuk tujuan edukasi. Artikel gak dimaksudkan sebagai bentuk anjuran medis. Artikel ini telah disupervisi oleh:
dr. Carissa R.V Pratiwi
Referensi:
Takeda merupakan perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada pasien, berbasis nilai, dan digerakkan oleh penelitian & pengembangan dengan komitmen untuk mewujudkan kesehatan lebih baik dan masa depan lebih cerah kepada masyarakat di seluruh dunia. Semangat dan upaya kami dalam pengobatan yang berpotensi mengubah kehidupan bagi pasien mengakar kuat selama lebih dari 230 tahun sejarah kami di Jepang.
© Copyright 2023 PT Takeda Innovative Medicines.
Takeda and the Takeda Logo are registered trademarks of PT Takeda Innovative Medicines. All rights reserved.
C-ANPROM/ID/QDE/0146 | Aug 2023