Skip to main content
Kabar Terkini

Waspada! Infeksi Demam Berdarah Dengue Kedua Kali Dapat Lebih Berbahaya

Kabar Terkini

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan empat jenis berbeda atau dikenal sebagai serotipe yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan subtropis, serta tersebar luas di banyak negara di Asia Tenggara.

Dengue menyebabkan spektrum penyakit yang luas. Ini dapat berkisar dari penyakit subklinis (orang mungkin tidak tahu bahwa mereka bahkan sudah terinfeksi) hingga gejala mirip flu yang parah pada mereka yang sudah terinfeksi. Ada empat jenis virus dengue yang masing-masing dapat menyebabkan DBD, baik yang ringan maupun yang fatal.

DBD umumnya ditandai dengan demam tinggi mendadak, sakit kepala berat, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan persendian, kehilangan nafsu makan, mual dan ruam. Gejala pada anak-anak mungkin termasuk demam ringan disertai ruam.

Sekali terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus tersebut, tubuh akan memiliki kekebalan terhadap virus tersebut, tetapi tidak menjamin kekebalan terhadap ketiga jenis virus lainnya. Berikut penjelasan lengkap mengenai penyakit, gejala, dan ciri-ciri DBD yang perlu Anda ketahui:

Terinfeksi DBD Kedua Kali

Dikutip dari National Public Radio, sebuah penelitian dilakukan selama 12 tahun terhadap 6.600 anak di Nikaragua. Peneliti mengambil sampel darah anak-anak dan menganalisis antibodi. Bahkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang terinfeksi DBD untuk kedua kalinya cenderung mengalami kondisi yang lebih parah.

Jika seorang anak pernah terkena salah satu serotipe virus, bukan berarti dia kebal, karena masih ada risiko terkena virus dengue dari tiga jenis lainnya. Yang membuat infeksi kedua lebih berbahaya adalah reaksi antibodi.

Misalnya, jika seorang anak terinfeksi virus DEN-2, antibodi akan diproduksi oleh tubuh untuk menetralisir DEN-2. Jika anak terinfeksi untuk kedua kalinya dengan serotipe virus yang berbeda maka antibodi ini tidak efektif untuk melawan. Hal ini menyebabkan risiko pendarahan menjadi lebih tinggi dan lebih berat. Umumnya, fenomena ini disebut dengan Antibody Dependent Enhancement (ADE).

Apa Penyebab DBD?

Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Biasanya pergelangan kaki dan leher adalah bagian tubuh yang paling sering digigit nyamuk. Setelah nyamuk pembawa virus menggigit, virus akan masuk dan mengalir dalam darah manusia kemudian menginfeksi sel-sel kulit di dekatnya yang disebut keratinosit.

Virus dengue juga menginfeksi dan berkembang biak di sel Langerhans, sel kekebalan khusus yang ditemukan di lapisan kulit. Sel Langerhans biasanya bekerja untuk membatasi penyebaran infeksi yang terus menerus. Namun, sel yang terinfeksi virus kemudian pergi ke kelenjar getah bening dan menginfeksi sel yang lebih sehat. Penyebaran virus dengue menyebabkan viremia, yaitu kadar virus yang tinggi dalam aliran darah.

Untuk mengatasinya, sistem imun akan memproduksi antibodi khusus yang menetralisir partikel virus dengue, sedangkan sistem imun cadangan diaktifkan untuk membantu antibodi dan sel darah putih melawan virus. Respon imun juga mencakup sel T sitotoksik (limfosit), yang mengenali dan membunuh sel yang terinfeksi. Proses ini kemudian memunculkan berbagai gejala DBD seperti yang telah dijelaskan di atas.

Ciri-ciri DBD

Ciri-ciri DBD ditandai dengan demam mendadak selama 2 sampai 7 hari tanpa sebab yang jelas, lemas atau lesu, gelisah, mulas, disertai tanda-tanda perdarahan pada kulit berupa bintik-bintik perdarahan (petechiae), memar (echymosis), atau ruam (purpura) kadang mimisan, tinja berdarah, muntah darah, penurunan kesadaran atau syok.

Demam

Ciri pertama DBD adalah demam. Demam yang terjadi pada infeksi virus dengue terjadi secara tiba-tiba, tinggi (bisa mencapai 39-40◦C) dan dapat disertai menggigil. Demam hanya berlangsung selama 5-7 hari. Pada saat demam ini berakhir, suhu tubuh sering turun secara tiba-tiba (lisis), disertai dengan keluarnya keringat yang banyak, dimana pasien terlihat agak lesu.

Demam ini disebut juga demam bifasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari, sempat turun di tengah dan menjadi normal, kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat penderita sembuh total.

Sakit Seluruh Tubuh

Ciri kedua DBD adalah nyeri di sekujur tubuh. Dengan timbulnya gejala demam pada penderita infeksi virus dengue, selanjutnya yang terjadi adalah munculnya keluhan nyeri di sekujur tubuh. Pada umumnya keluhan tersebut adalah seputar nyeri otot, nyeri sendi, nyeri punggung, nyeri ulu hati dan nyeri pada bola mata yang umum disebut disebut flu tulang.

Ruam

Ciri ketiga DBD adalah munculnya ruam pada tubuh. Ruam yang terjadi pada infeksi virus dengue dapat terjadi pada awal berupa panas (flushing), yaitu kemerahan pada wajah, leher dan dada. Ruam juga dapat muncul pada hari ke-4 sakit berupa bercak merah kecil, seperti bercak pada campak.

Pendarahan

Ciri keempat DBD adalah perdarahan. Infeksi virus dengue terutama dalam bentuk klinis DBD disertai dengan tanda-tanda perdarahan. Tanda-tanda perdarahan tidak selalu didapatkan secara spontan oleh pasien, bahkan pada sebagian besar pasien muncul setelah dilakukan tes torniquet.

Tes torniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai sebagai tes dugaan (kecurigaan kuat) karena tes torniquet positif pada hari pertama demam terdapat pada sebagian besar pasien DBD. Namun, tes torniquet positif juga dapat ditemukan pada penyakit virus lainnya (campak, demam chikungunya), infeksi bakteri (thypus abdominalis), dan lain-lain.

Syok

Ciri DBD selanjutnya adalah syok. Syok disebabkan oleh perdarahan atau kebocoran plasma melalui pembuluh darah yang rusak. Tanda-tanda syok adalah:

  • Kulit terasa dingin dan lembab, terutama di ujung hidung, jari tangan, dan kaki.
  • Pasien menjadi gelisah.
  • Sianosis atau mati rasa kebiruan di sekitar mulut.
  • Nadi cepat, lemah, kecil sampai tidak teraba.
  • Penurunan tekanan darah (tekanan sistolik turun hingga 80 mmHg atau kurang).

Mencegah Jangan Sampai Terulang

Salah satu cara untuk mencegah infeksi yang berulang pada anak-anak adalah dengan vaksinasi. Vaksinasi tidak serta merta menghindarkan Anda dari DBD, namun membantu mengurangi risiko terkena gejala berat. Selain vaksinasi, tentunya pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti juga perlu dilakukan dengan program PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Untuk memberantas virus dengue, dibutuhkan kerjasama dari masyarakat juga, tidak hanya mengandalkan pemerintah.

Kegiatan PSN yang dilakukan juga tidak sulit, Anda hanya perlu membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dengan rapat, dan mengubur atau menggunakan kembali barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.

Demikianlah artikel ini tentang Bahaya Infeksi Kedua DBD. Semoga bermanfaat.

Perhatian:

 Artikel ini dtujukan untuk informasi publik dan bukan sebagai bentuk anjuran medis
Referensi berikut digunakan berdasarkan waktu pembuatan artikel dan mungkin telah terdapat pembaharuan pada saat Anda membaca. Oleh karena itu, Kami mendorong pembaca untuk dapat memeriksa kembali referensi berikut dengan studi atau sumber terkini yang lebih baru.

Referensi:

  1. IDAI. 2019. Memahami DBD bagian 1. Tersedia di: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memahami-demam-berdarah-dengue-bagian-1 (diakses pada 10 Mei 2022).
  2. IDAI. 2019. Memahami DBD bagian 2. Tersedia di: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memahami-demam-berdarah-dengue-bagian-2. (diakses pada 10 Mei 2022).
  3. IDAI. 2016. Waspada DBD. Tersedia di https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspada-demam-berdarah-dengue (diakses pada 10 Mei 2022).
  4. Sinkarkes. 2022.Waspadai DBD (DBD). Tersedia di: https://sinkarkes.kemkes.go.id/news/news_public/detail/40 (diakses pada 10 Mei 2022).

Add new comment

One file only.
100 MB limit.
Allowed types: png gif jpg jpeg.
Tanya dokter